Angka Romawi 2000

Cara Menulis Angka Romawi

Berikut ini adalah beberapa cara dalam menulis angka romawi :

Huruf atau Simbol Angka di Kiri Lebih Besar daripada di Kanan

Jika di kanan huruf atau simbol angkanya lebih besar namanya penjumlahan. Misalnya angka VI yang di mana V merupakan angka 5 yang kemudian dijumlahkan angka 1 menjadi angka 6.

Huruf atau Simbol Angka di Kiri Lebih Kecil daripada di Kanan

Jika di kanan huruf atau simbol angkanya lebih besar, maka dinamakan pengurangan. Misalnya angka IV atau angka 4. Pada angka romawi IV, simbol I lebih kecil daripada simbol angka V.

Cara Menulis Angka Romawi

Berikut ini adalah beberapa cara dalam menulis angka romawi :

Daftar Tahun dalam Angka Romawi

Mungkin kamu akan menulis tahun dalam angka romawi, nah dibawah ini adalah tabel tahun dari 1950 – 2050 dalam angka romawi. Semoga bermanfaat :

Source : https://romannumerals.site/

Contoh Operasi Angka Romawi

bawah ini menjadi bilangan cacah!

IX I = 1 X = 10 1 < 9 maka operasionalnya pengurangan IX = 10 – 1 = 9

XXIII XX = 10 + 10 = 20 III = 1 + 1 + 1 = 3 20 > 3 maka operasionalnya penjumlahan XXII = 20 + 3 = 23

XXIX XX = 10 + 10 = 20

IX I = 1 X = 10 1 <  10 maka operasionalnya pengurangan IX = 10 – 1 = 9 XX= 10 + 10 = 20

maka operasionalnya penjumlahan  20 + 9 = 29

XXXIV XXX = 10 + 10 + 10 = 30 IV I= 1 V = 5 1 < 5 maka operasionalnya pengurangan IV = 5-1 = 4 XXX = 30 IV     = 4 30  > 4 maka operasionalnya penjumlahan XXXIV = 30 + 5 = 35

CXXVII C = 100 XX =  10 + 10 = 20 VII = 5 + 2 = 7 jadi 20 > 7 maka operasionalnya penjumlahan CXXVII = 100 + 20 + 7

XCIX XC X = 10 C = 50 10 < 50 maka operasionalnya pengurangan XC = 50 – 10 = 40

IX I = 1 X = 10 1 < 10maka operasionalnya pengurangan IX =  10 – 1 = 9

XC = 40 IX = 9 40 > 9 maka operasionalnya penjumlahan XCIX = 40 +  9 = 49

LXXIV L = 50 XX = 10 + 10 = 20 sama- sama puluhan 50  > 20 LXX = 50 + 20 = 70 IV I = 1 V = 5 1 < 5 IV = 5 – 1 = 4 LXXIV =  50 + 20 + 4 = 74

DCXXIV D = 500 C = 100 DC =  500 + 100 =  600 XX = 10 + 10 =  20 IV I = 1 V = 5 IV = 5-1 = 4 DCXXIV = 600 + 20 + 4 =  624

DCCLIII D = 500 CC = 100 + 100 = 200 DCC = 500 + 200 = 700 L = 50 III = 1 + 1 + 1 = 3 DCCLIII = 700 + 50 + 3 = 753

Bilangan romawi di bawah ini yang bernilai paling kecil adalah …. LXV CX XXXIV DXIII CID pembahasan a.LXIII L= 50 X= 10 V= 5 50 > 10 > 5 maka operasionalnya penjumlahan LXIII = 50 + 10+ 5= 65

CX C = 100 X = 10 100 > 10 maka operasionalnya penjumlahan CX = 100 + 10 = 110

XXXIV XXX= 10+  10+ 10 = 30 IV = 4 30 > 49 maka operasionalnya penjumlahan XXXIV = 30 + 4 = 34 e.DXIII DX D = 500 X = 10 DX = 50 + 10 = 60 III = 1+1+1 = 3 60> 3 maka operasionalnya penjumlahan DXIII = 60+ 3 = 63

e.CMII C = 100 M = 1000 100 < 1000 maka operasionalnya pengurangan CM= 1000 – 100 = 90 II = 1 + 1 = 2 90 > 2 maka operasionalnya penjumlahan CMII = 90+ 2 = 92

LXIV =  64 CX = 110 XXXIV   = 34 DXIII = 63 CMII = 92 jadi yang paling kecil adalah XXIV

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Daftar Angka Romawi dan Cara Menulisnya – Apakah kalian sering memperhatikan penulisan jalan pada alamat ada yang masih menulis angka misal Jl. Anggrek I, tidak menggunakan angka 1. Kenapa ya?

Angka Romawi atau bilangan Romawi adalah sistem penomoran warisan dari Romawi kuno.  Sistem penomoran ini memakai huruf Latin sebagai simbol untuk melambangkan angka numerik.

Angka romawi digunakan dalam:

Ada Salah satu hipotesis menyatakan bahwa angka Romawi berasal hitungan yang tergores lalu digunakan oleh para penggembala Italia dan Dalmasia sampai abad ke-19.

Meskipun angka Romawi ditulis dengan huruf-huruf dari abjad Romawi, angka Romawi awalnya adalah simbol-simbol yang berdiri sendiri.

Etruskan, misalnya, menggunakan 𐌠, 𐌡, 𐌢, ⋔, 𐌚, dan ⊕ untuk menuliskan I, V, X, L, C, dan M, yang berarti hanya I dan X merupakan huruf-huruf dalam abjad mereka

Oleh karena itu, (I) tidak berasal dari huruf (I), tetapi dari torehan vertikal pada tongkat hitungan. Setiap torehan kelipatan lima dipotong ganda, misalnya ⋀, ⋁, ⋋, ⋌, dst., dan setiap kelipatan sepuluh dipotong silang (X), (IIIIΛIIIIXIIIIΛIIIIXII…), lebih seperti tanda talli Eropa saat ini.

Hal ini menghasilkan suatu sistem posisi: Delapan pada tongkat penghitungan adalah delapan talli, IIIIΛIII. Dengan cara lain, dapat disingkat menjadi ΛIII (atau VIII), karena kehadiran Λ mengimplikasikan telah ada empat torehan sebelumnya.

Lebih jauh lagi, delapan belas adalah talli kedelapan setelah sepuluh talli pertama, yang dapat disingkat X, dan menjadi XΛIII. Demikian pula angka empat pada tongkat adalah torehan I sebelum potongan Λ (V), sehingga dapat ditulis menjadi IIII atau IΛ (IV).

Makanya, konsep sistem ini bukan penambahan atau pengurangan, tetapi urutan (ordinal). Ketika talli-talli tersebut diubah menjadi tulisan, tanda-tanda yang tak sulit untuk diidentifikasikan dengan huruf-huruf Romawi saat itu adalah I, V, dan X.

Dalam talli, V atau X yang kesepuluh menerima coretan tambahan. Sehingga, 50 ditulis dengan variasi-variasi seperti N, И, K, Ψ, ⋔, dll., tetapi mungkin yang paling sering adalah bentuk ceker ayam seperti V dan I yang tumpang tindih: ᗐ.

Bentuk itu kemudian dibuat lurus menjadi ⊥ (huruf T terbalik) hingga periode kekuasaan Augustus, dan segera setelah itu diidentifikasi dengan huruf yang secara grafis menyerupai, yaitu L.

Begitu pula, 100 ditulis dalam variasi-variasi Ж, ⋉, ⋈, H, atau dengan simbol-simbol untuk 50 seperti yang diuraikan di atas ditambah dengan sebuah coretan ekstra.

Bentuk Ж (X dan I yang tumpang tindih) lalu menjadi bentuk dominan. Bentuk itu kemudian ditulis dengan variasi >I< atau ƆIC, kemudian disingkat menjadi Ɔ atau C, hingga akhirnya variasi C yang menjadi pilihan karena C adalah singkatan dari centum, bahasa Latin untuk “ratus”. Penggunaan angka Romawi berlanjut lama setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi . Sejak abad ke-14, angka Romawi mulai digantikan oleh angka Arab ; Namun, proses ini bertahap, dan penggunaan angka Romawi tetap ada di beberapa aplikasi hingga hari ini.

Hmm.. membaca sejarahnya cukup panjang dan rumit ya.

Angka Romawi 1901 - 2000

Angka romawi 1901 = MCMI

Angka romawi 1902 = MCMII

Angka romawi 1903 = MCMIII

Angka romawi 1904 = MCMIV

Angka romawi 1905 = MCMV

Angka romawi 1906 = MCMVI

Angka romawi 1907 = MCMVII

Angka romawi 1908 = MCMVIII

Angka romawi 1909 = MCMIX

Angka romawi 1910 = MCMX

Angka romawi 1911 = MCMXI

Angka romawi 1912 = MCMXII

Angka romawi 1913 = MCMXIII

Angka romawi 1914 = MCMXIV

Angka romawi 1915 = MCMXV

Angka romawi 1916 = MCMXVI

Angka romawi 1917 = MCMXVII

Angka romawi 1918 = MCMXVIII

Angka romawi 1919 = MCMXIX

Angka romawi 1920 = MCMXX

Angka romawi 1921 = MCMXXI

Angka romawi 1922 = MCMXXII

Angka romawi 1923 = MCMXXIII

Angka romawi 1924 = MCMXXIV

Angka romawi 1925 = MCMXXV

Angka romawi 1926 = MCMXXVI

Angka romawi 1927 = MCMXXVII

Angka romawi 1928 = MCMXXVIII

Angka romawi 1929 = MCMXXIX

Angka romawi 1930 = MCMXXX

Angka romawi 1931 = MCMXXXI

Angka romawi 1932 = MCMXXXII

Angka romawi 1933 = MCMXXXIII

Angka romawi 1934 = MCMXXXIV

Angka romawi 1935 = MCMXXXV

Angka romawi 1936 = MCMXXXVI

Angka romawi 1937 = MCMXXXVII

Angka romawi 1938 = MCMXXXVIII

Angka romawi 1939 = MCMXXXIX

Angka romawi 1940 = MCMXL

Angka romawi 1941 = MCMXLI

Angka romawi 1942 = MCMXLII

Angka romawi 1943 = MCMXLIII

Angka romawi 1944 = MCMXLIV

Angka romawi 1945 = MCMXLV

Angka romawi 1946 = MCMXLVI

Angka romawi 1947 = MCMXLVII

Angka romawi 1948 = MCMXLVIII

Angka romawi 1949 = MCMXLIX

Angka romawi 1950 = MCML

Angka romawi 1951 = MCMLI

Angka romawi 1952 = MCMLII

Angka romawi 1953 = MCMLIII

Angka romawi 1954 = MCMLIV

Angka romawi 1955 = MCMLV

Angka romawi 1956 = MCMLVI

Angka romawi 1957 = MCMLVII

Angka romawi 1958 = MCMLVIII

Angka romawi 1959 = MCMLIX

Angka romawi 1960 = MCMLX

Angka romawi 1961 = MCMLXI

Angka romawi 1962 = MCMLXII

Angka romawi 1963 = MCMLXIII

Angka romawi 1964 = MCMLXIV

Angka romawi 1965 = MCMLXV

Angka romawi 1966 = MCMLXVI

Angka romawi 1967 = MCMLXVII

Angka romawi 1968 = MCMLXVIII

Angka romawi 1969 = MCMLXIX

Angka romawi 1970 = MCMLXX

Angka romawi 1971 = MCMLXXI

Angka romawi 1972 = MCMLXXII

Angka romawi 1973 = MCMLXXIII

Angka romawi 1974 = MCMLXXIV

Angka romawi 1975 = MCMLXXV

Angka romawi 1976 = MCMLXXVI

Angka romawi 1977 = MCMLXXVII

Angka romawi 1978 = MCMLXXVIII

Angka romawi 1979 = MCMLXXIX

Angka romawi 1980 = MCMLXXX

Angka romawi 1981 = MCMLXXXI

Angka romawi 1982 = MCMLXXXII

Angka romawi 1983 = MCMLXXXIII

Angka romawi 1984 = MCMLXXXIV

Angka romawi 1985 = MCMLXXXV

Angka romawi 1986 = MCMLXXXVI

Angka romawi 1987 = MCMLXXXVII

Angka romawi 1988 = MCMLXXXVIII

Angka romawi 1989 = MCMLXXXIX

Angka romawi 1990 = MCMXC

Angka romawi 1991 = MCMXCI

Angka romawi 1992 = MCMXCII

Angka romawi 1993 = MCMXCIII

Angka romawi 1994 = MCMXCIV

Angka romawi 1995 = MCMXCV

Angka romawi 1996 = MCMXCVI

Angka romawi 1997 = MCMXCVII

Angka romawi 1998 = MCMXCVIII

Angka romawi 1999 = MCMXCIX

Angka romawi 2000 = MM

Daftar Angka Romawi dan Cara Menulisnya – Apakah kalian sering memperhatikan penulisan jalan pada alamat ada yang masih menulis angka misal Jl. Anggrek I, tidak menggunakan angka 1. Kenapa ya?

Angka Romawi atau bilangan Romawi adalah sistem penomoran warisan dari Romawi kuno.  Sistem penomoran ini memakai huruf Latin sebagai simbol untuk melambangkan angka numerik.

Angka romawi digunakan dalam:

Ada Salah satu hipotesis menyatakan bahwa angka Romawi berasal hitungan yang tergores lalu digunakan oleh para penggembala Italia dan Dalmasia sampai abad ke-19.

Meskipun angka Romawi ditulis dengan huruf-huruf dari abjad Romawi, angka Romawi awalnya adalah simbol-simbol yang berdiri sendiri.

Etruskan, misalnya, menggunakan 𐌠, 𐌡, 𐌢, ⋔, 𐌚, dan ⊕ untuk menuliskan I, V, X, L, C, dan M, yang berarti hanya I dan X merupakan huruf-huruf dalam abjad mereka

Oleh karena itu, (I) tidak berasal dari huruf (I), tetapi dari torehan vertikal pada tongkat hitungan. Setiap torehan kelipatan lima dipotong ganda, misalnya ⋀, ⋁, ⋋, ⋌, dst., dan setiap kelipatan sepuluh dipotong silang (X), (IIIIΛIIIIXIIIIΛIIIIXII…), lebih seperti tanda talli Eropa saat ini.

Hal ini menghasilkan suatu sistem posisi: Delapan pada tongkat penghitungan adalah delapan talli, IIIIΛIII. Dengan cara lain, dapat disingkat menjadi ΛIII (atau VIII), karena kehadiran Λ mengimplikasikan telah ada empat torehan sebelumnya.

Lebih jauh lagi, delapan belas adalah talli kedelapan setelah sepuluh talli pertama, yang dapat disingkat X, dan menjadi XΛIII. Demikian pula angka empat pada tongkat adalah torehan I sebelum potongan Λ (V), sehingga dapat ditulis menjadi IIII atau IΛ (IV).

Makanya, konsep sistem ini bukan penambahan atau pengurangan, tetapi urutan (ordinal). Ketika talli-talli tersebut diubah menjadi tulisan, tanda-tanda yang tak sulit untuk diidentifikasikan dengan huruf-huruf Romawi saat itu adalah I, V, dan X.

Dalam talli, V atau X yang kesepuluh menerima coretan tambahan. Sehingga, 50 ditulis dengan variasi-variasi seperti N, И, K, Ψ, ⋔, dll., tetapi mungkin yang paling sering adalah bentuk ceker ayam seperti V dan I yang tumpang tindih: ᗐ.

Bentuk itu kemudian dibuat lurus menjadi ⊥ (huruf T terbalik) hingga periode kekuasaan Augustus, dan segera setelah itu diidentifikasi dengan huruf yang secara grafis menyerupai, yaitu L.

Begitu pula, 100 ditulis dalam variasi-variasi Ж, ⋉, ⋈, H, atau dengan simbol-simbol untuk 50 seperti yang diuraikan di atas ditambah dengan sebuah coretan ekstra.

Bentuk Ж (X dan I yang tumpang tindih) lalu menjadi bentuk dominan. Bentuk itu kemudian ditulis dengan variasi >I< atau ƆIC, kemudian disingkat menjadi Ɔ atau C, hingga akhirnya variasi C yang menjadi pilihan karena C adalah singkatan dari centum, bahasa Latin untuk “ratus”. Penggunaan angka Romawi berlanjut lama setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi . Sejak abad ke-14, angka Romawi mulai digantikan oleh angka Arab ; Namun, proses ini bertahap, dan penggunaan angka Romawi tetap ada di beberapa aplikasi hingga hari ini.

Hmm.. membaca sejarahnya cukup panjang dan rumit ya.

Contoh-Contoh Soal Angka Romawi

Tulislah bilangan-bilangan di bawah ini dengan angka romawi!

Jawab : 25 = 20 + 5 20 = XX 5 = 5 25 = XXV

19 = 10 + 9 10 = X 9  = IX jadi 19 = XIX

Jawab : 37= 30 + 7 30 = XXX 7  =  VII jadi 37 = XXXVII

49 = 40+ 9 40 = XD 9 = IX jadi = XDIX

123 = 100 + 20 + 3 100 = C 20 = XX 3 = III jadi 123 = CXXIII

2 79 = 200 + 70 + 9 200 = CC 70 =  DXX 9    = IX jadi 279 = CCDXXIX

400 = CD 1745 1745 = 1000 + 700  + 40 + 5 1000 = M 700 = 500 + 200 = D + CC = DCC 40 = XL 5 = V 1745 = MDCCXLV

2018 = 2000 + 10 + 8 2000 = MM 10 = X 8 = VIII 2018 = MMXVIII

1999 = 1000 + 900 +90 + 9 1000 = M 900   = CM 90     =  XC 9       = IX 1999 = MCMXCIX

Nah itu dia pembahasan angka romawi lengkap dengan contoh soal. Angka romawi memang terasa ribet saat menuliskan ya, karena banyak huruf untuk mewakili angka. itulah mungkin alasan angka romawi tak lagi banyak digunakan.

Kemudian sejak munculnya angka modern, angka Romawi sudah tidak lagi banyak  dipakai. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada angka 0 pada angka Romawi. Hal ini dianggap membuat sulit perkembangan sistem matematika.

Secara tak ada angka nol apa jadinya hitungan.  Tuh kan siapa bilang angka nol itu nothing? ternyata angka nol itu berarti loh ! Wikipedia. ‘Angka Romawi’, Wikipedia, [Daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Angka_Romawi (Diakses: 27 April 2021)

Baca juga artikel yang lain berikut : Materi Persamaan Kuadrat – Rumus, Akar, & Contoh Soal

Cara Paling Mudah Convert dari Angka ke Romawi

Cara yang paling simple adalah dengan menggunakan converter, kita tinggal menuliskan Angka (numbers) dan secara otomatis angka dalam romawinya akan muncul. Berikut adalah daftar situs yang bisa kita pakai untuk mengubah angka kedalam format romawi :

Bagaimanakah cara menuliskan angka Romawi ? ini dia cara menulis angka romawi pertama kelompokkan bilangan ribuan, ratusan, atau satuan.

Kemudian kita lihat sistem operasional matematikanya apakah penjumlahan, pengurangan, pengulangan, atau campuran.

Jika ada angka Romawi yang terdiri dari dua angka atau lebih, dengan angka di sebelah kirinya lebih dari atau sama dengan angka di sebelah kanannya, maka susunan angka itu menggunakan sistem penjumlahan:

Angka 6 = VI V = 5 I = 1 V angkanya lebih besar dari 1 maka operasionalnya penjumlahan VI = 5 + 1 = 6

LXVII L = 50 X = 10 V = 5 I= 1 I= 1 50 > 10 > 5 >1 maka operasionalnya penjumlahan LXVII = 50 + 10 + 5 + 1 + 1 = 67

Jika ada angka Romawi yang terdiri dari dua angka atau lebih, dengan angka di sebelah kirinya kurang dari angka di sebelah kanannya, maka susunan angka itu menggunakan sistem pengurangan.

I = 1 V = 5 1< 5 maka IV = 5 – 1 = 4

XL X = 10 L = 50 10 < 50 maka XL = 50 – 10 = 40

Merupakan sistem penulisan dengan mengulang angka yang sama secara berurutan.

Merupakan sistem penulisan yang menggabungkan ketiga sistem sebelumnya :

XCVIII = XC + VIII X = 10 C = 100 X < C maka operasionalnya pengurangan X – C = 100 – 10 = 90 V = 5 III = 1+1+1 = 3 5 > 3 maka operasionalnya penjumlahan VIII = 8 XC = 90 VIII = 8 90 > 8 maka operasionalnya penjumlahan XCVIII = 90 + 8 = 98

MDCCCXLVII = M + DCCC + XL + VII M = 1000 DCCC D= 500 CCC = 100 + 100 + 100 =  300 DCCC = 500 + 300 =  800 X= 10 L = 50 10 < 50 maka operasionalnya adalah pengurangan XL = 50 -10 = 40 VII V = 5 II = 1+1= 2 5 > 2 maka operasionalnya adalah penjumlahan VII = 5+ 2 = 7 jadi MDCCCXLVII M = 1000 DCCC = 800 XL = 40 VII = 7 1000 > 800 > 40 >7 maka operasional semua adalah penjumlahan MDCCCXLVII = 1800+40+ 7 = 1847